Pagi ketika kelopak mata baru terbuka, samar-samar terlihat debu putih menutupi genteng asrama. Rupa-rupanya dampak letusan Gunung Kelud memutihkan beberapa wilayah di Jawa tak terkecuali wilayah kami, Asrama Mahasiswa Kedokteran Luntas 10.
Hujan abu juga menyelimuti wilayah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
Yogyakarta, hingga Jawa Barat. Di Tasikmalaya dan Bandung, abu tipis
terlihat menutupi berbagai kendaraan, juga dedaunan rindang nampak layu terkulai dijajah sang Abu.
Semua wilayah
yang kena abu vulkanik terlihat putih layaknya salju. Pohon-pohon
terlihat layu tertimpa tumpukan abu di daunnya. Tebalnya abu menutupi
jalanan yang berada di kota-kota itu. Sehingga ketika motor lewat pun tak ayal abu-abu silika berhamburan terbang kemana-mana. Mengingatkan diri akan erupsi Merapi sekitar tiga tahun yang lalu ketika diri masih di Pirikan, Magelang.
Ketika tv saya nyalakan, telah tertayangkan hiruk pikuk berita mengenai Kelud, barangkali ini adalah sekelumit dari ingatan saya:
Jelas di tayangan berita, ternyata dampak ini tidak terlalu mempengaruhi wilayah yang terkena hujan
abu, ialah itu Kediri dan Blitar. Malah beberapa aktivitas warga yang pergi bekerja dan belajar masih
berjalan, walaupun ada sebagian yang dilliburkan.
Meskipun untuk menghindari abu
masuk ke mulut dan pernafasan, beberapa warga terlihat mengenakan masker
penutup. Sebagian lain terlihat mengenakan jas hujan demi menghindari
abu yang mengotori pakaian.
Bukan hanya abunya
saja yang mencapai beberapa kota. Ketika meletus, suara gelegarnya
sampai ke kota Solo. Di Boyolali, letusan ini juga terdengar seperti
suara yang bergemuruh. Seorang penduduk lokal kota Solo
menuturkan,”Suaranya seperti guntur, bergemuruh tapi tidak terlalu
keras". Beberapa Bandara pun menutup akses penerbangannya akibat landasan udara serta pesawat-pesawatnya tertutup oleh abu.
Gunung yang berada di perbatasan
Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang Jawa Timur itu meletus Kamis dini
hari tadi, tepat tanggal 13 Februari 2014, kisaran pukul 22.48-22.50 WIB. Letusannya setinggi tujuhbelas kilometer dan melontarkan jutaan meter
kubik abu vulkanik dan pasir. Menurut analisa BMKG, abu dan pasir pada
lapisan 1.500 m terbawa kea rah Timur laut, pada lapisan 5.000 m kea rah
Barat Laut dan 9.000 m ke arah barat.
Terakhir
erupsi Gunung Kelud terjadi tahun 2007 lalu. Saat itu, letusan dahsyat
tidak terjadi karena terhambatnya aliran magma. Hanya terjadi
peningkatan suhu di kawah. Dari status ‘awas’, peringatannya diturunkan
menjadi normal karena aktivitas yang sudah melemah.
Itulah barang sedikit informasi yang saya tangkap sebagai penghias catatan kali ini.
Semoga warga sekitar di Gunung Kelud, maupun warga lain di Pulau Jawa yang terkena imbas abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud tetap selalu dalam keselamatan dan limpahan rahmatNya.
Di Jumat Mubarok ini, kiranya kita patut merenungkan juga mengingatkan diri pula, apa-apa yang telah kita kerjakan dan akan laksanakan, bahkan Tuhan pun tak akan berhenti untuk mengingatkan umatNya. Semoga kita selalu diberikan ketabahan. Kelud Oh Kelud..